Jumat, 19 November 2010

Meningkatkan Respon dan Ketrampilan Problem Solving Siswa...


RINGKASAN LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


MENINGKATKAN RESPON DAN KETRAMPILAN
PROBLEM SOLVING SISWA SMAN 3 MADIUN
PADA KAJIAN KATABOLISME DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN
MULTI STRATEGI BELAJAR











DISUSUN OLEH:
SRI WAHYUNI, S.Pd
WAHYUNI PUJI ASTUTI, S.Si





WORK SHOP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)



PEMERINTAH PROPINSI I JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SATKER PEMBINA PENDIDIKAN MENENGAH UMUM
BAB I

PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG MASALAH
         Kurangnya minat belajar siswa, dimana sebagian besar anggapan siswa dalam memahami materi biologi harus dengan dihafal dan dibaca berulang-ulang. Rendahnya minat siswa salah satunya dikarenakan cara penyampaian materi dari guru kurang menarik, kurang komunikatif sehingga terkesan monoton dan menjemukan.


1.2    RUMUSAN  MASALAH
1.      Bagaimana respon siswa kelas XII  IPA 3, dalam kegiatan belajar mengajar pada kajian katabolisme melalui strategi belajar resiprokal teaching dan pembuatan peta konsep ?
 2.     Bagaimana respon siswa kelas XII IPA 3 terhadap metode pengajaran katabolisme dengan menggunakan media Power Point ?
3.      Bagaimana kemampuan siswa kelas XII IPA 3 dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kajian katabolisme gula dari artikel yang disajikan ?
4.      Bagaimana ketuntasan hasil belajar sisw IPA 3 baik secara individu maupun klasikal pada kajian katabolisme gula ?.

1.3    TUJUAN
1.      Mengetahui respon siswa kelas XII IPA 3 pada kajian katabolisme gula memalui strategi belajar resiprokal teaching dan pembuatan peta konsep
2.      Mengetahui respon siswa kelas XII IPA 3 terhadap metode pengajaran katabolisme dengan menggunakan  media Power Point
3.      Mengetahui kemampuan memecahkan masalah siswa kelas XII IPA 3 yang berkaitan dengan kajian katabolisme gula dari artikel yang disajikan.
4.      Mengukur ketuntasan hasil  belajar siswa kelas XII IPA 3 secara individual dan klasikal pada kajian katabolisme gula.

1.4    MANFAAT PENELITIAN
1.      Sebagai referensi bagi guru Biologi yang lain dalam melakukan pengkajian faktor-faktor yang dapat meningkatkan repon belajar siswa.
2.      Sebagai referensi bagi guru Biologi yang lain dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan .
3.      Sebagai landasan berpijak dalam melakukan penelitian tindakan kelas dengan melibatkan lebih lengkap komponen-komponen pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
BAB  II 

KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

2.1    KAJIAN PUSTAKA.
         Strategi belajar yang tepat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami konsep suatu materi. Terdapat beberapa strategi belajar dimana pemilihannya disesuaikan dengan karakteristik materi, diantaranya adalah penggunaan strategi belajar Resiprokal Teaching, pembuatan peta konsep, penggunaan media Power Point dan ketrampilan  Problem Solving.
v   STRATEGI BELAJAR RESIPROKAL TEACHING
Strategi ini lebih menghendaki guru menjadi model dan pembantu dari pada penyaji pembelajaran. Pada kesempatan itu, guru memodelkan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan ketrampilan – ketrampilan tersebut berkat upaya mereka sendiri dengan pemberian semangat dan dukungan .
v   STRATEGI BELAJAR PEMBUATAN PETA KONSEP
Pembuatan peta konsep dilakukan dengan membuat sajian visual atau diagram tentang bagaimana ide-ide penting atas topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut  :
1.      Mengidentifikasi ide pokok .
2.      Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang mendukung ide pokok.
3.      Menempatkan ide pokok ditengah atau dipuncak peta.
4.      Mengelompokkan ide-ide sekunder disekeliling ide utama secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
v   PENGAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
Pengajaran bebasis masalah adalah suatu  pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran  (Nurhadi et-al ,2004 )

2.2        RENCANA TINDAKAN
2.2.1  Identifikasi masalah
         Siswa pasif, bahasan sulit dan rumit, strategi belajar yang digunakan kurang tepat, , kesulitan dalam berkonsetrasi.
2.2.2  Tindakan yang akan diterapkan
1.   Penerapan strategi belajar Resiprokal Teaching pada bahasan Enzim
2.   Penerapan strategi belajar dengan penggunaan peta konsep dan penayangan slide ( Power Point ) pada bahasan katabolisme gula
3.   Penggunaan artikel untuk melatih kemampuan Problem Solving



BAB  III 

METODE PENELITIAN

3.1    SETTING PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 3 Madiun, yang berlokasi di jalan Suhud Nosingo No. 1 Madiun. Lokasi berada di dalam kota sebelah timur tepatnya di daerah komplek pendidikan, seperti SMAN 1 Madiun, SMPN 4 Madiun, SMKN 4 Madiun, dan SMAN 5 Madiun. Kelas yang diteliti adalah kelas XII IPA 3 dengan jumlah siswa 32 orang terdiri atas 15 siswa putra dan 17 siswa putri.  Subyek penelitian adalah  guru Biologi  dikelas tersebut.

3.2    PERSIAPAN PENELITIAN
Perangkat yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan  penelitian ini meliputi Pembuatan : Rencana Pembelajaran, modul, artikel, angket, kuis, dan soal ulangan harian.

3.3    SIKLUS PENELITIAN.
         Penelitian Tindakan ini terdiri dari 3 siklus, yaitu :
A.    SIKLUS I   :      Penggunaan strategi belajar Resiprokal Teaching
B.     SIKLUS II  :      Penggunaan strategi belajar peta konsep dan penayangan slide
C.     SIKLUS III :     Penggunaan metode belajar problem solving

3.4  PEMBUATAN INSTRUMEN.
         Perangkat yang perlu dipersiapkan pada penilaian dan pengamatan dalam melaksankan tindakan  pada penelitian ini meliputi  :
1.      Pembuatan Instrumen Penilaian
2.   Pembuatan Lembar Observasi.
         3.   Pembuatan Angket Siswa.
         4.   Pembuatan Tes Hasil Belajar.















BAB. IV

 HASIL PENELITIAN

1.            SIKLUS  PERTAMA
A.     Perencanaan
         Untuk Bahasan enzim dengan menggunakan strategi belajar     Resiprokal Teaching, hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti adalah modul, LKS, lembar observasi, instrumen penelitian dan kuis.
B.     Pelaksanaan
   Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus  pertama ini memerlukan 3 kali pertemuan (5x45 menit), dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1.   Guru memberikan apersepsi awal tentang enzim secara umum
2.   Guru membagi modul  dan LKS
3.   Guru memberikan arahan kepada siswa, bagaimana cara          menelaah modul dengan strategi belajar resiprokal teaching
4.      Siswa mengerjakan LKS
5.      Pembahasan per item soal yang dipandu guru
6.      Membuat kesimpulan
7.      Memberikan kuis untuk uji kemampuan dan pemahaman konsep

C.     Pengamatan
                           Pengamatan pada palaksanaan siklus I diperoleh hasil bahwa proses pembelajaran pada bahasan enzim dengan strategi belajar Resiprokal Teaching berjalan lancar dan hasilnya memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.1   Persentase pencapaian kemampuan siswa dalam penerapan strategi belajar resiprokal teaching  
Aspek yang dinilai
Skor
Jumlah siswa
Persentase
1. Menyebutkan ide pokok
    per paragraf
3 (mampu)
12
38
2 (cukup)
15
47
1(kurang)
5
15
2. Mengidentifikasi istilah
    istilah yang belum dipa-
    hami
3 (mampu)
17
53
2 (cukup)
15
47
1(kurang)
-
0
3. Membuat pertanyaan
    dari konsep yang ada
    per paragraf
3 (mampu)
12
38
2 (cukup)
18
56
1(kurang)
2
6
4. Menjawab pertanyaan
    yang dibuat pada poin
    ketiga
3 (mampu)
13
41
2 (cukup)
12
38
1(kurang)
7
21
5. Menjawab kuis
3 (80 keatas)
8
25
2 (70-79)
17
53
1(69 kebawah)
7
22

Dari table 4.1 di atas dapat disimpulkan, bahwa :
·         Kemampuan aspek-aspek yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dalam penerapan strategi belajar resiprokal teaching untuk kajian enzim didominasi oleh kelompok siswa yang memiliki kriteria mampu dan cukup mampu (berkisar antara 38% hingga 56%), dan hanya sebagian  kecil yang termasuk kategori tidak mampu (berkisar antara 0 % hingga 21 %).
·         Sedangkan ketuntasan belajar pada kajian enzim ini dengan standar ketuntasan belajar minimal yang dipatok oleh guru sebesar 70 dapat tercapai dengan memuaskan, yaitu mencapai 78 %, dan yang perlu mendapatkan remidial hanya sebesar 22 %.
·         Sedangkan dari hasil angket dapat disimpulkan bahwa siswa menjadi lebih tertarik (81.3 %) dan lebih mudah memahami konsep tentang enzim (87.3 %) dengan menggunakan strategi belajar Resiprokal Teaching
D.    Refleksi
Selama kegiatan pada siklus I, dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada bahasan enzim dengan penggunaan strategi belajar “Resiprokal Teaching” berhasil dengan memuaskan tanpa ada kendala yang berarti.
Strategi belajar ” Resiprokal Teaching” sangat cocok untuk bahasan enzim yang relative mudah sehingga siswa dapat belajar mandiri dari modul yang telah disediakan.
Selanjutnya peneliti mempersiapkan siklus berikutnya untuk bahasan katabolisme gula dengan menggunkan strategi belajar penggunaan peta konsep dan pembelajaran dengan media ICT melalui penayangan slide ( program Mikrosoft Power Point) .

2.      SIKLUS   II
A.     Perencanaan
         Untuk Bahasan katabolisme gula dengan menggunakan strategi belajar     penggunaan peta konsep, hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti adalah modul, LKS, slide, lembar observasi, instrumen penilian dan perangkat tes.
B.     Pelaksanaan
   Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus  kedua ini memerlukan 3 kali pertemuan (5x45 menit), dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1.  Guru memberikan apersepsi awal tentang katabolisme gula secara umum
2.   Guru membagi modul  dan LKS, kemudian siswa mengerjakan LKS pada butir soal 1 dan 2
3.   Dilakukan pembahasan dengan cara penayangan slide sekaligus menyimpulkan hasil akhir dari setiap tahapan respirasi dan menuliskannya di papan
4.   Siswa mengerjakan LKS pada butir soal 3, 4, dan 5 yang menggunakan peta konsep untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep tentang katabolisme gula
8.      Pembahasan per item soal yang dipandu guru
9.      Membuat kesimpulan
10.  Memberikan ulangan harian
C.     Pengamatan
                           Pengamatan pada palaksanaan siklus II diperoleh hasil bahwa proses pembelajaran pada bahasan katabolisme gula dengan strategi belajar peta konsep dan penayangan slide berjalan lancar dan cukup berhasil. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :
                  Tabel 4.2   Persentase pencapaian kemampuan siswa dalam penerapan strategi belajar dengan peta konsep
Aspek yang dinilai
Skor
Jumlah siswa
Persentase
1. Melengkapi peta konsep
    tentang katabolisme gu-
    la pd tiap tahapan resp.
3 (mampu)
11
34
2 (cukup)
14
44
1(kurang)
7
22
2. Menghubungkan ide sa-
    tu dg lainnya yang mrp
    rangkaian proses
3 (mampu)
17
53
2 (cukup)
6
19
1(kurang)
9
28
3. Menentukan hasil akhir
    dari setiap tahapan dlm
    respirasi
3 (mampu)
16
50
2 (cukup)
15
47
1(kurang)
1
3
4. Menjelaskan hubungan
    antara metabolisme kbh,
    protein dan lemak
3 (mampu)
4
13
2 (cukup)
18
56
1(kurang)
10
31

·               Dari table 4.2 di atas dapat disimpulkan, bahwa kemampuan aspek-aspek yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dalam penerapan strategi belajar dengan peta konsep untuk kajian katabolisme gula rata-rata 79 %.
·               Ketuntasan  belajar pada kajian katabolisme gula dengan standar ketuntasan belajar minimal yang dipatok oleh guru sebesar 70 dapat tercapai dengan memuaskan, yaitu mencapai  94 %
·               Berdasarkan hasil angket mengenai respon siswa terhadap penerapan  strategi  belajar  peta  konsep,siswa menjadi lebih mudah (94 %), sedangkan dengan penayangan slide menjadi tertarik dan paham (78 %)
D.     Refleksi
Selama kegiatan pada siklus II, dapat dikatakan bahwa pembelajaran katabolisme gula dengan penggunaan strategi belajar peta konsep, berhasil tanpa ada kendala yang berarti.


    
3.      SIKLUS   III
A.     Perencanaan
         Umtuk melatih kemampuan berfikir analisis siswa pada kajian katabolisme gula, digunakan metode belajar Problem Solving. Dalam  hal ini peneliti telah mempersiapkan artikel (4 buah), lembar observasi dan instrumen penilaian.
B.     Pelaksanaan
   Pelaksanaan pada siklus  ketiga ini memerlukan 5 kali pertemuan (9x45 menit), dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1.      Setiap kelompok mempresentasikan artikel, setelah melakukan diskusi dalam kelompok.
2.            Untuk giliran presentasi dilakukan pengundian
õ  kelompok  1 dan 5, membahas artikel tentang pemanfaatan sifat enzim untuk mempertahankan kualitas suatu produk pertanian.
õ kelompok 2 dan 6, membahas artikel tentang pengaruh organofosfat (salah satu jenis insektisida) terhadap penghambatan enzim penghantaran saraf .
õ kelompok 3 dan 7, membahas artikel tentang kandungan gizi Fast food.
õ kelompok 4 dan 8, membahas artikel tentang terapi urine.
3.            Dalam presentasi juga dilakukan tanya jawab
4.            Pada setiap akhir penampilan, guru memandu seluruh siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi, presentasi, dan tanya jawab
C.     Pengamatan
         Pengamatan pada palaksanaan siklus III diperoleh hasil bahwa kegiatan ini berhasil. Hal ini dapat dilihat dari data pada tabel berikut :
Tabel 4.3   Persentase pencapaian kemampuan siswa dalam penerapan problem solving
Aspek yang dinilai
Skor
Jumlah siswa
Persentase
1. Mengidentifikasi perma-
    salahan yang disajikan
   
3 (mampu)
25
78
2 (cukup)
7
22
1(kurang)
0
0
2. Mengaplikasikan kon -
    sep   dengan  masalah
    yang disajikan
3 (mampu)
20
63
2 (cukup)
12
37
1(kurang)
0
0
3. Mampu meramalkan ke-
    jadian yang mungkin ter
    jadi berkaitan dg konsep
3 (mampu)
11
35
2 (cukup)
19
59
1(kurang)
2
6
4. Mampu memahami ke -
    terkaitan antara materi
    satu dengan yang lain
3 (mampu)
15
47
2 (cukup)
16
50
1(kurang)
1
3
5. Mampu menacari ide /
    solusi dari persoalan yg
    dihadapi
3 (80 keatas)
7
22
2 (70-79)
18
56
1(69 kebawah)
7
22

·               Dari tabel 4.3 dapat diambil kesimpulan, bahwa kemampuan mengaplikasikan konsep dengan masalah yang disajikan dan kamampuan mencari solusi, sebesar 89 %
·               Pada aspek kelima, yaitu kemampuan mencari ide atau solusi dari persoalan yang dihadapi presentase siswa yang kurang mampu masih ada, yaitu 22 % seimbang dengan kelompok siswa yang mampu. Hal ini dikarenakan kemampuan yang dimiliki siswa kelas XII IPA 3 bersifat heterogen
·               Berdasarkan hasil angket mengenai respon siswa terhadap penerapan metode problem solving, siswa menjadi tertarik untuk memecahkan suatu kasus berkaitan dengan kajian katabolisme (88%)
D.     Refleksi
Ø   Selama kegiatan pada siklus III, dapat dikatakan bahwa pembelajaran katabolisme gula dengan penggunaan metode problem solving,berhasil
Ø   Metode belajar Problem Solving ini dapat diterapkan pada kajian materi yang banyak mendasari kehidupan sehari
Ø   Metode belajar Problem solving ini dapat berhasil baik karena sebelumnya siswa sudah memiliki  dan memahami konsep katabolisme gula . Hal ini juga tidak terlepas dari daya dukung siswa kelas XII IPA 3 yang rata-rata memiliki kemampuan berpikir analitis sangat bagus dan upaya siswa untuk mencari bahan diskusi.





















BAB V

 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1              KESIMPULAN
Pada proses pembelajaran biologi, khususnya pada kajian katabolisme gula yang sarat dengan materi dan mekanisme proses, maka diperlukan pendekatan strategi belajar yang tepat, sehingga konsep yang ada di dalamnya lebih menarik dan mudah dipahami siswa. Penggunaan pendekatan strategi belajar yang bervariasi dapat membangkitkan respon siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.
            Dari hasil penelitian selama kurang lebih dua bulan, maka peneliti dapat menyimpulkan :
a.           Respon siswa kelas XII IPA 3 dalam kegiatan belajar mengajar pada kajian katabolisme melalui strategi belajar resiprokal teaching dan pembuatan peta konsep meningkat.Hal ini terlihat dari hasil angket sebanyak 81 % menyatakan senang.
b.          Respon siswa kelas XII IPA 3 dalam metode pengajaran katabolisme dengan menggunakan media ICT (Microsoft Power Point) meningkat. Hal ini terlihat dari hasil angket sebesar 88 % menyatakan lebih tertarik dengan penggunaan metode tersebut.
c.           Kemampuan siswa kelas XII IPA 3 dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kajian katabolisme gula dari artikel yang disajikan bagus. Hal ini dapat terlihat dari hasil penilaian aspek-aspek yang diharapkan dalam problem solving dapat dicapai sebesar 78 %
d.          Ketuntasan hasil belajar siswa kelas XII IPA 3 secara individual maupun klasikal pada kajian katabolisme gula sebesar 88 % dengan Standar Ketuntsan Belajar Minimal 70.

5.2              SARAN
Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut :
1.          Penelitian mengenai tindakan kelas sangat diperlukan bagi peningkatan mutu pembelajaran dan sebagai wahana refleksi bagi guru
2.          Perlunya dukungan yang lebih baik dari semua komponen sekolah baik dalam kelancaran proses belajar mengajar, maupun segala persiapan yang diperlukan dalam pembelajaran